Sabtu, 20 Juli 2013

Cinta Dan Cinta Adalah Cinta

Cinta Mencintai Cinta
Sebagaimana Harusnya Cinta Mencintai Cinta
Tetapi Cinta Tak Pernah Mencintai Cinta
Sebagaimana Harusnya Cinta Mencintai Cinta

Cinta Menantikan Cinta
Sebagaimana Harusnya Cinta Menantikan Cinta
Tetapi Cinta Tak Pernah Menantikan Cinta
Sebagaimana Cinta Harusnya Menantikan Cinta

Cinta Merindukan Cinta
Sebagaimana Harusnya Cinta Merindukan Cinta
Tetapi Cinta Tak Pernah Merindukan Cinta
Sebagaimana Cinta Harusnya Merindukan Cinta

Cinta Menginginkan Cinta
Sebagaimana Harusnya Cinta Menginginkan Cinta
Tetapi Cinta Tak Pernah Menginginkan Cinta
Sebagaimana Cinta Harusnya Menginginkan Cinta

Cinta Tanpa Cinta Bukan Cinta
Karena Cinta Diambil Dari Cinta
Cinta Bersama Cinta Sempurnalah Cinta
Karena Cinta Dan Cinta Adalah Cinta


***

http://www.facebook.com/kayukompas

Kamis, 04 Juli 2013

Rumah Para Malaikat

*** Untuk Para Pekerja Sosial dan ‘Anak-anak’ Mereka ***
 
Dimanakah bahagia? Jangan kau tanyakan pada rumput yang bergoyang, karena rumput yang bergoyang tidak mengenal bahagia? Apakah itu cinta? Jangan kau tanyakan pada angin yang lalu karena angin yang lalu tidak mengerti cinta.

Jika telingamu tidak terlalu sibuk dengan gegap-gempita dunia, dengarkanlah aku kali ini. Kali ini saja, sendengkanlah telingamu ke arahku. Akan kuberitahu kau dimanakah letak bahagia dan apakah arti cinta.

Sudahkah kau sendengkan telingamu kepadaku? Marilah, kali ini saja, aku tidak akan berlama-lama dengan telingamu. Aku tahu telingamu terlalu sibuk dengan suara bising hiruk-pikuk pencarianmu. Tapi, sekali lagi aku pinta, kali ini sendengkenlah telingamu kepadaku.

Baiklah, aku tahu kau menganggapku tidak penting, kata-kataku tak berarti, tak mendatangkan manfaat, tak mendatangkan laba bagimu. Sekalipun kau tak mendengar, tak mengapa. Mulutku sudah tak tahan untuk bicara!

Kalau kau bertanya dimanakah bahagia. Mari, aku ajak kau mengembara ke dalam dunia para malaikat. Mereka beterbangan kian-kemari, mengepakkan sayap dengan suka, berdansa dengan tawa. Mata mereka, aduhai, mata mereka. Coba lihat mata mereka. Ayo, jangan malu-malu, coba kau lihat mata mereka. Indah katamu? Bukan, bukan itu. Lugu katamu? Sedikit lagi, tapi bukan itu. Ayo, cari lebih dalam lagi!

Lihat jauh sampai ke kedalaman, apa yang kau lihat? Benar! Itu yang aku maksud. Kau melihat binar-binar berpendaran di mata mereka bukan? Oh, bahagia! Itu rahasianya, ternyata bahagia kutemukan dalam binar-binar mata malaikat-malaikat kecil itu.

Sungguh! Aku tidak akan berdusta kepadamu. Aku sudah lelah berdusta! Kali ini, kumohon percayalah! Aku menemukan bahagia di mata para malaikat kecil itu.

Apa? Kau tak percaya? Aku tantang kau datang dan masuklah ke dalam dunia para malaikat, pasti kau akan takjub. Tertunduk-tunduk karena malu kau akan berlalu dari hadapanku. Karena kau sangka aku berdusta, tapi matamulah yang buta.

Jangan malu, aku juga dulu buta, bahkan sekarang masih setengah buta. Tak mengapa, selaput di mataku hamir luruh sudah. Kuharap nanti tak perlu lagi aku meraba-raba ketika mataku sudah terbuka.

Satu lagi, aku belum selesai! Tunggu! Kumohon, sebentar lagi. Oh, ternyata kau memang tak mendengarkan sejak tadi. Maaf, aku lupa. Aku mengira tadi kau mendengarkan suaraku, mulutku berbusa penuh gairah mengira kau mendengarkannya dengan rela.

Baiklah, tak mengapa, aku akan tetap berbicara!

Cinta! Apakah arti cinta? Mari bersama mejelajah ke dalam dunia fana! Adakah cinta? Dimana cinta? Cari, ayo cari! Dapat? Belum? Oh, tidak. Kemana cinta pergi? Sebentar, aku mau menangis dulu. Aku tidak bisa menemukan cinta.

Hei, coba lihat mereka! Pasangan tanpa cacat tanpa cela! Pasti ada cinta di antara mereka. Lihat, cincin indah melingkar di jari manis mereka. Kau tahu, pasti mereka menikah sudah. Oh, tidak mungkin aku salah. Kali ini aku tidak akan salah! Aku tau pasti, di antara mereka ada cinta.

Lihat, yang pria tampan dan kaya. Yang wanita? Bergengsi dan mandiri! Pasti di antara mereka ada cinta. Sempurna, akhirnya aku bisa menemukan cinta. Sebentar, aku hapus airmataku dulu, aku sudah menemukan cinta!

Hei, apa itu dalam gengaman tangan mereka? Seberkas perjanjian pranikah? Apa maksudnya? Hah, mereka pisah harta? Untuk persiapan jika kelak mereka berspisah? Oh, tidak! Musnah sudah harapan menemukan cinta! Dimana cinta?

Sudahlah, aku lelah sudah! Aku mau pulang saja, mencari bahagia dalam binar-binar mata para malaikat bercahaya. Siapa sangka aku akan menemukan cinta juga di sana.

Aku datang, teriakku! Lihat itu di sana? Rona bahagia memancarlah sudah. Binar-binar mata berpendaran dalam bahagia. Tapi aku masih belum menemukan makna cinta. Sudahlah, mungkin memang sudah tidak ada cinta di dunia.

Hei, hei, tunggu! Aku merasakan sesuatu. Lihat! Lihat, radar cintaku bergetar hebat! Pasti ada gelombang cinta yang dahsyat mengalir di tempat ini. Di mana? Siapa? Dari mana? Aku menjadi gila, gila oleh gelombang cinta. Kejar! Kejar, jangan sampai hilang. Oh, tidak! Radar cintaku hampir meledak.
Pasti begitu banyak gelombang cinta terpancar di sana.

Lari! Aku harus berlari, jangan sampai gelombang cinta hilang sudah.

Apa? Oh, aku kecewa! Itu hanya si Ibu Tua memandikan si Kusta. Mungkin di sana? Huh! Menyebalkan! Itu hanya si Perawan Tua meninabobokan si Buta! Hei, di sana! Halah, itu hanya Pria Tak Berguna memandikan si gila! Dasar Pria Tak Berguna, sudah berkeluarga tapi hidup merana dengan harta seadanya! Bagaimana dengan yang sana? Percuma, itu hanya Wanita Tanpa Cita Rasa mengajarkan nilai-nilai ke orang-orang tak bernilai.

Radar cintaku ternyata rusaklah sudah. Katanya ada banyak gelombang cinta tapi tak satupun yang kasat mata! Aku buang saja! Percuma!

Huaaaah…! Mataku mendadak terbuka, sepertinya selaput mataku luruhlah sudah! Oh tidak, ternyata oh ternyata. Selama ini aku buta, kemudian setengah buta, dan sekarang sudah tidak buta! Aku bersukacita, mataku celiklah sudah! Huraaaa….!

Hei, apakah mataku salah? Begitu banyak malaikat di tempat ini. Bukan saja malaikat-malaikat kecil dengan mata berbinar penuh bahagia. Astaga! Ada juga malaikat dewasa.

Lihat, si Ibu Tua, si Perawan Tua, si Pria Tak Berguna, si Wanita Tanpa Cita Rasa! Astaga, ternyata mereka para malaikat dewasa!

Mereka tak bersayap, tak ada lingkaran di kepala, tak ada cahaya, tapi sungguh mereka para malaikat ternyata.

Lihat! Hati mereka penuh cinta, mereka malaikat cinta! Cinta mengalir, melayang, terpancar, menyebar dari hati mereka. Tak heran, radar cintaku bergejolak dan menggelinjang diterpa gelombang cinta mereka.

Tak kan kubuang radar cintaku, ternyata dia tidak rusak! Radar cintaku lebih peka daripada mataku. Itu masalahnya. Maafkan aku radar cintaku, aku akan menjagamu sampai akhir hayatku.

Cukup! Aku sudah puas! Hentikan! Pencarianku purnalah sudah! Ternyata, aku ada di antara mereka, di antara para malaikat.

Aku berada di rumah para malaikat.

***

http://www.facebook.com/kayukompas