Jumat, 21 Juni 2013

Akika Tinta Mawar Nek!

"Buseettt..., cakep bener tuh cewek!", turun-naik jakun Mike menelan liur ketika pertama kali melihatnya. Naluri laki-lakinya berkata bahwa dia harus mendapatkan cewek itu. Belum pernah dia melihat cewek secantik itu. Bukan hanya cantik, seksi, anggun, sempurna.

"Astaghfirullahaladzim..., ngucap Mike, ngucap!", dia antuk-antukkan jidatnya ke setir mobil sambil melotot tak berkedip melumat setiap jengkal pemandangan di diri cewek itu. Setengah mati Mike berjuang mengendalikan nafsu dan hasratnya untuk mengejar dan mendapatkan cewek itu.

"Kalau saja di jalan ini boleh berhenti, gue parkir nih! Sialan!", Mike memaki sambil menghantam setir mobilnya dengan telapak tangannya.

Mike si playboy kampus, siapa sih cewek yang gak mau? Banyak cewek cantik yang sudah berhasil dirayu dan ditaklukkannya, sebagian bahkan sudah dilepeh. "Bosen", katanya.

Tapi cewek yang ini, beda banget! Dia mampu membuat Mike blingsatan sendiri di dalam mobilnya. Cewek itu turun dari taksi masuk ke dalam salon kecantikan beberapa ratus meter dari kampusnya.

"Pasti dia anak orang kaya yang lagi mau perawatan tuh? Apa tuh nama salonnya?", Mike cepat-cepat mengambil telepon genggam dan mengetikkan beberapa huruf di BBM dan mengirimkan ke temen dekatnya Deni.

"Apaan neh?", balesan dari Deni.

"Udah diem aja, jgn dihps! Pntg! Urgent! Mission Critical Lvl 1!", Mike membalas BBM itu dengan cepat.

"Halah pakai pending segala lagi, katrok ni!", dengan kesal dia lempar BB ke jok mobil.
Mission Critical Level 1, artinya ada buruan dengan kualitas nomor wahid! Semua anggota geng harus berkumpul untuk pembahasan dan menentukan langkah selanjutnya.

Sore itu, Mike, Deni, Andre, dan Diding sudah berkumpul di kafe tempat biasa.

"Aje gile, gue jatuh cinta Man", Mike membuka meeting dengan tampang masam.

"Hah? Jatuh cinta? Yang bener loh? Orang kayak lo? Orang kayak kita maksud gue, jatuh cinta??? Sakit lo man!", dengan muka bego, Diding menggeleng-geleng tidak percaya.

"Eh, gue serius nih. Lu mau bantu kagak?", Mike sedikit kesal ,"Man, siapa tau ini memang jodoh gue. Harus gue perjuangkan. Solmet bro, solmet!".

Rapat hari itu berakhir dengan kesimpulan, bahwa setiap anggota geng harus berusaha dan bekerja sekeras-kerasnya untuk mengumpulkan informasi seputar cewek misterius itu.

***

Beberapa hari kemudian, rapat dadakan kembali digelar. Kali ini karena ada beberapa laporan mencurigakan dari Andre.

"Mike, kok solmet lu ke salon tiap ari sih? Gak bosen apa? Gue heran ngapain aja tuh cewek di salon?", begitu laporan Andre.

"Jangan-jangan, dia banci salon kale!", Deni ketawa ngakak.

"Man, sekali lagi lu ngomong gitu! Gue bikin jadi banci salon beneran lo!", Mike meninju pundak Deni keras-keras. Mukanya merah, keliatannya dia beneran tersinggung.

"Maaf bro, gitu aje, panas amat... Iye tau-tau yang lagi jatuh cinta!", Deni cepat-cepat minta maaf takut Mike semakin marah.

Memang boss satu ini cukup temperamental dan teman-temannya tahu itu. Dengan ringan, dia bisa melancarakan jurus-jurus karatenya. Sekali waktu, seorang cowok dari kampus lain pernah dihajar oleh Mike dan harus masuk RS.

***

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, penantian itupun akhirnya berakhir.
Dengan menggunakan kaos putih melekat di badan, celana jeans ketat, dan sepatu kets, menonjolkan kegagahan dan otot-otonya yang terlatih, Mike memberanikan diri menemui cewek itu.

Mereka janji akan ketemu di Kafe X, di daerah Senayan. Dengan satu buket bunga mawar ungu dan putih di tangan, Mike melakangkah masuk.

"Nah itu dia, duduk sendiri di meja pojok", kata Mike senang.

Mike melangkah cepat dan sekilas dia menyapukan pandangan sekeliling. Ada yang aneh, aura tempat ini.

Dia melangkah dengan gagah dan sampailah dia di meja itu.

"Hi, gue Mike", kata Mike mengulurkan tangan.

"Hi juga, gue Jane", dia membalas dengan suara agak tinggi dan tercekik.

"Aneh", pikir Mike ,"tapi mungkin dia sedang sakit tenggorokan".

"Hmmm, anu, gue, gue suka sama elu. Gue pengen jadi pacar lu! Lu tau kan? Temen gue Deni udah nyampein surat dari gue buat elu kan?", tidak biasanya Mike terbata-bata seperti ini.

"Iya, sudah", masih dengan suara tinggi dan tercekik si cewek menjawab.

"Elu bener, mau jadi pacar gue?", tanya Jane.

"Iya, benar. Oh iya, gue sering kali melihat lu masuk ke salon X itu? Apa iya lu perawatan tiap hari? Atau jangan-jangan lu yang mengelola tempat itu?", tanya Mike dengan hati-hati.

"Bukan, gue kerja di sana.", jawab Jane.

"Deg", jantung Mike hampir berhenti teringat omongan iseng Deni.

"Oh, tidak apa-apa, seorang perempuan bekerja di salon. Mungkin memang dia solmet gue, kenapa gak? Gue bisa menafkahi dia dan anak-anak gue kelak. Jadi dia gak perlu kerja lagi.", kata Mike dalam hati.

"Sungguh Mike, lu mau jadi pacar gue? Gue belum pernah jalan serius sama cowok, apalagi seganteng lu!", kata Jane dengan manja sambil menggenggam tangan Mike.

Sekarang giliran Mike yang mulai keringat dingin.

"Apa-apaan nih? Biasanya, gue yang bikin cewek keringat dingin? Kenapa sekarang gue yang keringat dingin?", batin Mike.

"Mike, kok diem aja sih? Sebelum kita jadian gue ingin kita saling terbuka Mike. Kalau lu memang sungguh-sungguh mencintai gue.", remasan tangan Jane mulai menjalar sampai ke lengan Mike yang berotot.

"Oh, iya pasti.", Mike pun gelagapan dibuatnya.

"Mike, Jane itu nama gue setelah di Jakarta ini. Dulu waktu di kampung nama gue Jono!", kata Jane dengan suara serak-serak menakutkan.

"Hah?!? Apa?!? Jadi, jadi, lu dulu cowok?", wajah Mike membiru seketika.

"Ihhh Mike jangan gitu donk, akika tinta cowok nek, akika shemale!", tangan Jane atau Jono atau siapapunlah namanya mulai meremas pundak Mike.

"Masya Allah, tolong!!!!", tanpa sadar Mike melepaskan salah satu jurus karatenya yang berjudul 'melepaskan diri dari kuncian'.

Mike berlari tertatih-tatih karena shock yang tidak tertahankan. Tidak perduli berpuluh-puluh pasang mata yang melihatnya dan Jane yang memanggil-manggil dari belakang masih dengan suara tinggi dan tercekik.

"Akika Tinta Mawar Nek!", jerit Mike sekuat-kuatnya, kali ini juga dengan suara tinggi dan tercekik.

http://www.facebook.com/kayukompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar